PENDAHULUAN
Munculnya ilmu pengetahuan adalah karena karakter unik yang dimiliki oleh
manusia yaitu hasrat/keinginan untuk mengetahui. Manusia mempuyai rasa ingin
tahu terhadap benda-benda di sekelilingnya, alam sekitar, matahari, bulan,
tanaman, hewan dan semua makhluk hidup yang lainya. Tidak sampai di sini,
manusia juga mempunyai hasrat untuk mengetahui tentang hakikat dirinya sendiri
(antroposentris).
PERKEMBANGAN POLA FIKIR MANUSIA
JENIS- JENIS POLA PIKIR
Umum
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan peradaban manusia, baik sebagai individu maupun keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap:
-Tahap teologi/fiktif, dalam tahap ini manusia berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan akhir dari segala sesuatu. tentu saja semua itu dihubungkan kepada kekuatan ghaib diluar kemampuan mereka sendiri. Mereka meyakini adanya kekuatan yang maha hebat yang menguasai semua fenomena alam entah itu dewa atau kekuatan ghaib lainya.
-Tahap filsafat/fisik/abatrak, tahap ini hampir sama dengan tahap sebelumnya. Hanya saja mereka mendasarkan semua itu pada kamampuan akalnya sendiri,akal yang mampu untuk melakukan abstareaksi untuk menemukan hakikat sesuatu.
-Tahap positif/ilmiah riil, merupakan tahap di mana manusia mampu untuk melakukan aktivitas berfikir secara positif atau riil. Kemampuan ini didapatkan melalui usaha pengamatan, percobaan, dan juga perbandingan.
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan peradaban manusia, baik sebagai individu maupun keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap:
-Tahap teologi/fiktif, dalam tahap ini manusia berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan akhir dari segala sesuatu. tentu saja semua itu dihubungkan kepada kekuatan ghaib diluar kemampuan mereka sendiri. Mereka meyakini adanya kekuatan yang maha hebat yang menguasai semua fenomena alam entah itu dewa atau kekuatan ghaib lainya.
-Tahap filsafat/fisik/abatrak, tahap ini hampir sama dengan tahap sebelumnya. Hanya saja mereka mendasarkan semua itu pada kamampuan akalnya sendiri,akal yang mampu untuk melakukan abstareaksi untuk menemukan hakikat sesuatu.
-Tahap positif/ilmiah riil, merupakan tahap di mana manusia mampu untuk melakukan aktivitas berfikir secara positif atau riil. Kemampuan ini didapatkan melalui usaha pengamatan, percobaan, dan juga perbandingan.
Berpikir
adalah kemampuan penalaran manusia dengan proses yang benar. Penalaran
merupakan usaha logis dan analaisis untuk menmukan jawaban atas berbagai
pertanyaaan. Kemampuan ini tidak didapat melalui perasaan. Namun tentu ada
pengetahuan yang bersumber dari bukan penalaran, yaitu:
Pengambilan keputusan berdasarkan perasaaan
Intuisi, kegiatan berpikir yang tidak analisi. Intuisi adalah pengetahuan yang timbul dari pengetahuan-pengetahuan terdahulu, intuisi bisa saja timbul menyelesaikan permasalahan tanpa proses berpikir yang sistematis
Wahyu, merupakan sumber pengetahuan yang paling tnggi
Trial and error, mencoba dan menemukan kegagalan, mencoba lagi dan gagal lagi hingga menemukan cara yang benar-benar tepat.
Pengambilan keputusan berdasarkan perasaaan
Intuisi, kegiatan berpikir yang tidak analisi. Intuisi adalah pengetahuan yang timbul dari pengetahuan-pengetahuan terdahulu, intuisi bisa saja timbul menyelesaikan permasalahan tanpa proses berpikir yang sistematis
Wahyu, merupakan sumber pengetahuan yang paling tnggi
Trial and error, mencoba dan menemukan kegagalan, mencoba lagi dan gagal lagi hingga menemukan cara yang benar-benar tepat.
Ilmu Pengetahuan
Adanya
pola-pola dasar atau desain atau kerangka yang dilakukan oleh aktivitas jiwa
dalam menemukan suatu pengetahuan memerlukan suatu objek pengetahuan dan
instrumen untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Bertambahnya pengetahuan seiring
dengan proses perkembangan pola pikir manusia diawali dengan rasa ingin tahu
tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitar, bulan, bintang dan matahari
yang dipandangnya, bahkan rasa ingin tahu tentang dirinya sendiri. Adanya
kemampuan berfikir manusia menyebabkan rasa ingin tahunya selalu berkembang.
Dengan kemampuan berfikir manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang
terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuannya yang diperoleh
hingga menghasilkan pengetahuan yang baru. Pengetahuan yang ingin dicari atau
didapatkan tentunya bersumber pada kebenaran. Tahu yang memuaskan manusia
adalah tahu yang benar. Tahu yang tidak benar disebut keliru. Jika suatu
pengetahuan yang terdahulu mengalami kekeliruan maka sudah pasti terdapat suatu
kebenaran sesudahnya. Kekeliruan tentunya akan memberikan dampak yang negatif
bagi manusia sehingga mereka meninggalkan suatu kekeliruan. Asumsi awal manusia
mendapatkan pengetahuan secara empirik melalui pengamatan dan pengalaman.
Data-data inderawi, benda-benda memori manusia merupakan beberapa instrumen
dalam mendapatkan pengetahuan. Di samping itu perasaan intuitif atau insting
juga menambah kepercayaan terhadap penemuan yang didapatkan sehingga
kepercayaan terhadap suatu objek pengetahuan menimbulkan keyakinan terhadap
ilmu pengetahuan tertentu. Ilmu Pengetahuan itu dapat ditinjau kembali
kebenarannya, jika terdapat kekeliruan maka akan timbul ketidakpuasan sebagai
akibat keterbatasan manusia khususnya dalam penggunaan instrumen atau
pengolahan data-data inderawi dalam menerima pengetahuan tanpa dia ketahui
kemudian melahirkan mitos. Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari rasa ingin
tahu terhadap suatu realitas yang kurang terpuasakan terutama mengenai hal-hal
yang ghaib. Namun seiring dengan perkembangan pola pikir manusia yang haus akan
rasa ingin tahu melalui kajian-kajian ilmu pengetahuan maka pada akhirnya
melahirkan pengetahuan yang ilmiah. Pengetahuan ilmiah memerlukan alasan dan
atau penjelasan secara sistematis yang dibuat untuk memberikan keyakinan.
Bentuk dan
sumber pengetahuan Russel membuat kategori-kategori berikut :
Pengetahuan
melalui pengalaman dalam pengertian yang didapatkan dari:
-Data-data inderawi
-Benda-benda memori
-Keadaan internal
-Diri sendiri
-Data-data inderawi
-Benda-benda memori
-Keadaan internal
-Diri sendiri
Pengetahuan
melalui deskripsi yaitu pengetahuan yang di dapatkan melalui:
-Orang lain
-Benda-benda fisik (merupakan suatu konstruksi, bukan data inderawi )
-Orang lain
-Benda-benda fisik (merupakan suatu konstruksi, bukan data inderawi )
Adanya dua
bentuk pengetahuan yaitu pengetahuan langsung dan pengetahuan tak langsung.
Pengetahuan langsung diperoleh dari pengamatan ekstern dan intern. Pengamatan
ekstern secara langsung kita dapat mengetahui adanya sesuatu benda dalam dunia
luar melalui alat indera. Pengamatan ekstern merupakan sumber pengetahuan
secara langsung berupa alat untuk menangkap objek di luar manusia melalui
kekuatan indera, sedangkan pengamatan intern atau intuisi adalah proses
kejiwaan tanpa suatu rangsang untuk mampu membuat pernyataan berupa pengetahuan.
Pengetahuan tak langsung dapat diperoleh dengan beberapa cara yakni dengan
penarikan konklusi / penalaran, kesaksian, dan wahyu. Kongklusi penalaran
adalah salah satu corak berfikir dengan menggabungkan pengertian atau lebih
dengan maksud memperoleh pengetahuan baru.
Teori-teori
pengetahuan bila didasarkan menurut sifat teoritis dan historis dapat
dikelompokkan menjadi dua aliran yang besar, yaitu rasionalisme dan empirisme.
Rasionalisme meyakini bahwa sejumlah ide atau konsep adalah terlepas dari pengalaman
dan bahwa kebenaran itu dapat diketahui hanya dengan nalar. Sedangkan empirisme
berpendapat bahwa semua ide dan kosep berasal dari pengalaman dan bahwa
kebenaran hanya dapat dibangun berdasarkan pengalaman. Dari dua pemahaman
tersebut melahirkan asumsi bahwa terdapat dua pengetahuan yaitu pengetahuan
mutlak atau utama (priori) yang tidak didapatkan berdasarkan pengalaman .
Pengetahuan empiris atau posteriori adalah pengetahuan yang berasal atau
bergantung pada pengalaman.
Ilmu
merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses yang dinamakan metode
ilmiah. Aristoteles mengembangkan metode ke dalam :
-Induksi yaitu penalaran dari yang khusus kepada yang umum, perhitungan sederhananya: fakta1 + fakta2 + … –> kesimpulan
-Deduksi yaitu penalaran dari yang umum kepada yang khusus
-Observasi yaitu penggunaan bukti empiris
-Klasifikasi yaitu penggunaan definisi
-Induksi yaitu penalaran dari yang khusus kepada yang umum, perhitungan sederhananya: fakta1 + fakta2 + … –> kesimpulan
-Deduksi yaitu penalaran dari yang umum kepada yang khusus
-Observasi yaitu penggunaan bukti empiris
-Klasifikasi yaitu penggunaan definisi
Beberapa
metode yang bermunculan sesuai dengan bidang keilmuannya diantaranya phytagoras
mengembangkan metode perhitungan matematika, democritus dengan mengajukan
konsep mekanisme. Dan metode ilmiah akhirnya menjadi sebuah tahapan yang
bervariasi sesuai dengan disiplin ilmu yang dihadapi.
Jonh Dewey
(dalam buku How We Think) menggambarkan metode ilmiah sebagai refleksi
pemikiran dan merinci lima langkah problem solving (pemecahan masalah) sebagai
bingkai pengetahuan atau metode ilmiah:
-Mengenali masalah-keadaan yang tidak menentu.
-Mengklasifikasi keadaan tak menentu sebagai satu masalah dengan menggunakan definisi, observasi, dan klasifikasi fakta-fakta,
-Menformulasi solusi yang mungkin dilakukan -hipotesis,
-Melakukan deduksi(kesimpulan) dari variable atau menguji konsekuensinya,
-Memverifikasi dan memformulasikan sebagai sesuatu yang penting dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis dan atau penyelesaian masalah.
-Mengenali masalah-keadaan yang tidak menentu.
-Mengklasifikasi keadaan tak menentu sebagai satu masalah dengan menggunakan definisi, observasi, dan klasifikasi fakta-fakta,
-Menformulasi solusi yang mungkin dilakukan -hipotesis,
-Melakukan deduksi(kesimpulan) dari variable atau menguji konsekuensinya,
-Memverifikasi dan memformulasikan sebagai sesuatu yang penting dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis dan atau penyelesaian masalah.
Islam
Pemikiran
Islam adalah pemikiran yang khas, lain daripada yang lain. Ini wajar, sebab
pemikiran Islam berasal dari wahyu atau bersandarkan pada penjelasan wahyu,
sedangkan pemikiran-pemikiran yang lain yang berkembang di antara manusia, baik
itu berupa agama-agama non samawi, ideologi-ideologi politik dan ekonomi,
maupun teori-teori sosial sekedar muncul dari kejeniusan berfikir manusia yang
melahirkannya.
Namun perlu
disadari, bahwa sekalipun pemikiran Islam berasal dari wahyu yang turun dari
langit, pemikiran islam adalah diturunkan ke bumi untuk menjadi petunjuk bagi
manusia di bumi. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya
kami menurunkan kepadamu Al Kitab (al-Qur’an) untuk manusia dengan membawa
kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk, maka (petunjuk itu) untuk dirinya
sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat
(kerugian) dirinya sendiri dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung
jawab terhadap mereka.” (Qs. az-Zumar [39]: 41).
“(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil).” (Qs. al-Baqarah [2]: 185).
Oleh karena
itu, agar bisa memahami keberadaan pemikiran islam sebagai petunjuk amal
perbuatan manusia, maka perlu dipahami karakteristik pemikiran Islam.
Pemikiran Islam mempunyai beberapa ciri khas, antara lain bersifat : komperehensif (syumuliyah), luas, praktis (amaliy), dan manusiawi.
Pemikiran Islam mempunyai beberapa ciri khas, antara lain bersifat : komperehensif (syumuliyah), luas, praktis (amaliy), dan manusiawi.
a. Bersifat Komperehensif
Pemikiran
Islam mengatur semua aspek kehidupan manusia, seperti politik, sosial
kemasyarakatan, perekonomian, kebudayaan dan akhlak. Islam hadir dengan membawa
aturan yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan tuhannya, dengan dirinya
sendiri dan dengan orang lain. Aturan yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya tercakup dalam perkara akidah dan ibadah. Sedangkan aturan yang
mengatur hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri tercakup dalam
hukum-hukum tentang makanan, pakaian, dan akhlak. Selebihnya adalah aturan yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia lain, seperti perkara muamalah ekonomi
dan sosial, sanksi-sanksi hukum bagi para pelanggar hukum (uqubat), politik
ketatanegaraan, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri dengan dakwah dan
jihad fi sabilillah. Allah SWT berfirman:
“Kami telah
menurunkan kepadamu al-Kitab (yaitu al-Qur’an) sebagai penjelas segala
sesuatu.” (Qs. an-Nahl [16]: 89).
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Kucukupkan untuk kalian nikmat-Ku.’ (Qs. al-Mâ’idah [5]: 3).
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Kucukupkan untuk kalian nikmat-Ku.’ (Qs. al-Mâ’idah [5]: 3).
Setelah
memahami kedua ayat di atas seorang muslim tidak boleh menyatakan bahwa, ada
sebagian perbuatan manusia yang tidak ada status hukumnya dalam Islam. Semua
persoalan dari sejak Islam turun ke bumi 15 abad yang lalu hingga hari kiamat,
semua masalah pasti tercakup dalam perkara yang dipecahkan oleh Islam. Kalau
sekilas saja kita membaca buku-buku fiqih, kita akan mendapatkan bahwa masalah
yang dipecahkan oleh syariah itu tidak hanya masalah ritual belaka, tapi
seluruh masalah kehidupan.
b. Bersifat Luas
Keluasan
pemikiran Islam memungkinkan Para Ulama untuk melakukan istinbath (menggali)
hukum-hukum syari’iy dari nash-nash syariat-syariat tentang perkara baru apapun
jenisnya, baik perbuatan ataupun benda. Dalil-dalil syariat hadir dalam bentuk
gaya bahasa yang mampu mencakup perkara apa saja hingga hari kiamat. Apabila
ditanyakan kepada seorang muslim hingga saat ini, apa dalil syariat tentang
kebolehan mengendarai roket, pesawat atau kapal selam, kemudian ia meneliti
dalil-dalil syariat untuk mengetahui hukumnya, niscaya dia akan menemukannya
dalam firman Allah:
“Dia
menundukan untuk kalian apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semua.”
(Qs. al-Jâtsiyah [45]:13).
“Suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa kami mengangkut keturunan mereka dalam ahtera yang penuh muatan dan kami menciptakan bagi mereka kendaraan seperti bahtera itu.” (Qs. Yâsîn [36]: 41 – 42).
“Suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa kami mengangkut keturunan mereka dalam ahtera yang penuh muatan dan kami menciptakan bagi mereka kendaraan seperti bahtera itu.” (Qs. Yâsîn [36]: 41 – 42).
Jika ada
yang menanyakan, apakah umat Islam boleh memiliki bom atom, maka dia akan
menjumpai hukum syara tentang itu, dalam firman Allah:
“Siapkanlah
untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari
kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian
menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian.” (Qs. al-Anfâl [8]: 60).
Sebab, arah
dari perintah Allah SWT dalam Qs. al-Anfâl [8]: 60 tersebut adalah untuk
menakut-nakuti musuh (irhabul aduww). Kalau di masa lalu, adanya pasukan
berkuda (al khail) adalah efektif untuk menakut-nakuti musuh, karena pasukan
kavaleri yang ada pada waktu itu adalah pasukan berkuda. Di masa sekarang,
pasukan kavaleri bisa berkendaraan panser atau yang lain. Dan untuk
menakut-nakuti musuh di masa sekarang, bisa dilakukan dengan parade kapal
induk, pesawat tempur supersonik yang dilengkapi dengan rudal berkepala nuklir,
dan persenjataan canggih lainnya.
c. Bersifat Praktis
Hukum-hukum
Islam hadir untuk diterapkan dan dilaksanakan ditengah-tengah kehidupan.
Manusia tidak akan dibebani melebihi yang dia sanggupi. Allah berfirman:
“Allah
tidak membebani seseorang kecuali dengan kesanggupannya.” (Qs. al-Baqarah [2]:
286).
Pada
sebagian besar ayat-ayat al-Quran, Allah swt telah mengaitkan amal dengan iman
seperti firman Allah:
“Demi masa,
sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman
dan beramal shaleh.” (Qs. al-Ashr [103]: 1 – 3).
“Allah
telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang
yang mengerjakan amal shaleh, bahwa sungguh Dia akan menjadikan mereka berkuasa
dimuka bumi.” (Qs. an-Nûr [24]: 55).
Pemikiran
Islam telah diterapkan di tengah-tengah manusia selama 13 abad, dalam naungan
negara besar di dunia, Daulah Khilafah Islamiyah. Pemikiran-pemikiran islam
yang dituangkan dalam hukum syariah yang sudah pernah diterapkan adalah: hukum
syariah tentang pemerintahan (nizhamul hukm fil Islam), hukum syariah tentang
ekonomi (nizhamul iqtishadi fil Islam), hukum syariah tentang hubungan sosial
atau aturan pergaulan pria wanita (an nizhamul ijtima’i fil Islam), hukum-hukum
syariah tentang kebijakan pendidikan (siyasah at ta’lim fil Islam), hukum-hukum
syariah tentang politik luar negeri negara islam (siyasah kharijiyah lid daulah
al Islamiyah).
Fakta-fakta sejarah tentang penerapan kelima aspek di atas tak bisa dibantah. Alkisah di dalam diskusi di Harvard University ada seorang cendekiawan Indonesia pernah mengatakan bahwa negara Khilafah itu sesungguhnya tidak ada. Maka seorang cendekiawan muslim dari Turki yang menjadi dosen di universitas bergengsi di AS itu bertanya: Lalu negara apa yang diumumkan pembubarannya oleh Kamal At Taturk pada tahun 1924 yang lalu itu?
Fakta-fakta sejarah tentang penerapan kelima aspek di atas tak bisa dibantah. Alkisah di dalam diskusi di Harvard University ada seorang cendekiawan Indonesia pernah mengatakan bahwa negara Khilafah itu sesungguhnya tidak ada. Maka seorang cendekiawan muslim dari Turki yang menjadi dosen di universitas bergengsi di AS itu bertanya: Lalu negara apa yang diumumkan pembubarannya oleh Kamal At Taturk pada tahun 1924 yang lalu itu?
d. Bersifat Manusiawi
Islam
menyeru kepada manusia dalam kapasitasnya sebagai manusia, tanpa melihat lagi
ras atau warna kulitnya. Firman Allah swt:
“Hai
manusia beribadahlah kepada Tuhan kalian….” (Qs. al-Baqarah [2]: 21).
“Katakanlah:
‘Hai manusia, sesungguhnya aku (Muhammad) adalah utusan Allah untuk kalian
semua’.” (Qs. al-A’râf [7]: 158).
“Katakanlah:
‘Hai manusia sesungguhnya kami telah menjadikan kalian terdiri dari laki-laki
dan perempuan dan kami telah menjadikan kalian bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa supaya kamu saling kenal-mengenal’.” (Qs. al-Hujurât [49]:
13).
Rasulullah
bersabda:
“Aku diutus
untuk orang-orang yang berkulit merah maupun berkulit hitam.”
Orang-orang
selain orang Arab pun telah beriman pada agama ini, seperti Persia, Romawi,
Asia Tengah, India, Indonesia dan sebagainya. Demikianlah, Islam telah
mengeluarkan mereka dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya hidayah, dari
keterpurukan menuju kebangkitan.
PERBANDINGAN
- Umum
Manusia
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan akhir dari
segala sesuatu.
Manusia mendasarkan semua itu pada kamampuan akalnya sendiri, akal yang mampu untuk melakukan abstareaksi untuk menemukan hakikat sesuatu .
Manusia mampu untuk melakukan aktivitas berfikir secara positif atau riil. Kemampuan ini didapatkan melalui usaha pengamatan, percobaan, dan juga perbandingan.
Manusia mendasarkan semua itu pada kamampuan akalnya sendiri, akal yang mampu untuk melakukan abstareaksi untuk menemukan hakikat sesuatu .
Manusia mampu untuk melakukan aktivitas berfikir secara positif atau riil. Kemampuan ini didapatkan melalui usaha pengamatan, percobaan, dan juga perbandingan.
- Ilmu
Pengetahuan
Muncul dari
kejeniusan berfikir manusia yang melahirkannya.
Teori-teori pengetahuan bila didasarkan menurut sifat teoritis dan historis dapat dikelompokkan menjadi dua aliran yang besar, yaitu rasionalisme dan empirisme.
Rasionalisme meyakini bahwa sejumlah ide atau konsep adalah terlepas dari pengalaman dan bahwa kebenaran itu dapat diketahui hanya dengan nalar.
Empirisme berpendapat bahwa semua ide dan kosep berasal dari pengalaman dan bahwa kebenaran hanya dapat dibangun berdasarkan pengalaman.
Teori-teori pengetahuan bila didasarkan menurut sifat teoritis dan historis dapat dikelompokkan menjadi dua aliran yang besar, yaitu rasionalisme dan empirisme.
Rasionalisme meyakini bahwa sejumlah ide atau konsep adalah terlepas dari pengalaman dan bahwa kebenaran itu dapat diketahui hanya dengan nalar.
Empirisme berpendapat bahwa semua ide dan kosep berasal dari pengalaman dan bahwa kebenaran hanya dapat dibangun berdasarkan pengalaman.
- Islam
Pemikiran
Islam berasal dari wahyu atau bersandarkan pada penjelasan wahyu (Al Quran).
Pemikiran Islam mempunyai beberapa ciri khas, antara lain bersifat : komperehensif (syumuliyah), luas, praktis (amaliy), dan manusiawi.
Pemikiran Islam mempunyai beberapa ciri khas, antara lain bersifat : komperehensif (syumuliyah), luas, praktis (amaliy), dan manusiawi.
KESIMPULAN
Munculnya
ilmu pengetahuan adalah karena karakter unik yang dimiliki oleh manusia yaitu
hasrat/keinginan untuk mengetahui. Manusia mempuyai rasa ingin tahu terhadap
benda-benda di sekelilingnya, alam sekitar, matahari, bulan, tanaman, hewan dan
semua makhluk hidup yang lainya. Tidak sampai di sini, manusia juga mempunyai
hasrat untuk mengetahui tentang hakikat dirinya sendiri (antroposentris).
Dengan kemampuan berfikir manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuannya yang diperoloeh hingga menghasilkan pengetahuan yang baru.
Teori-teori pengetahuan bila didasarkan menurut sifat teoritis dan historis dapat dikelompokkan menjadi dua aliran yang besar, yaitu rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme meyakini bahwa sejumlah ide atau konsep adalah terlepas dari pengalaman dan bahwa kebenaran itu dapat diketahui hanya dengan nalar. Sedangkan empirisme berpendapat bahwa semua ide dan kosep berasal dari pengalaman dan bahwa kebenaran hanya dapat dibangun berdasarkan pengalaman.
Pemikiran Islam adalah pemikiran yang khas, lain daripada yang lain. Ini wajar, sebab pemikiran Islam berasal dari wahyu atau bersandarkan pada penjelasan wahyu, sedangkan pemikiran-pemikiran yang lain yang berkembang di antara manusia, baik itu berupa agama-agama non samawi, ideologi-ideologi politik dan ekonomi, maupun teori-teori sosial sekedar muncul dari kejeniusan berfikir manusia yang melahirkannya.
Dengan kemampuan berfikir manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuannya yang diperoloeh hingga menghasilkan pengetahuan yang baru.
Teori-teori pengetahuan bila didasarkan menurut sifat teoritis dan historis dapat dikelompokkan menjadi dua aliran yang besar, yaitu rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme meyakini bahwa sejumlah ide atau konsep adalah terlepas dari pengalaman dan bahwa kebenaran itu dapat diketahui hanya dengan nalar. Sedangkan empirisme berpendapat bahwa semua ide dan kosep berasal dari pengalaman dan bahwa kebenaran hanya dapat dibangun berdasarkan pengalaman.
Pemikiran Islam adalah pemikiran yang khas, lain daripada yang lain. Ini wajar, sebab pemikiran Islam berasal dari wahyu atau bersandarkan pada penjelasan wahyu, sedangkan pemikiran-pemikiran yang lain yang berkembang di antara manusia, baik itu berupa agama-agama non samawi, ideologi-ideologi politik dan ekonomi, maupun teori-teori sosial sekedar muncul dari kejeniusan berfikir manusia yang melahirkannya.
SUMBER RUJUKAN
- http://hayatulislam.wordpress.com/2007/01/29/karakteristik-pemikiran-islam
- http://bocahfathulhuda05.wordpress.com/2009/01/18/perkembangan-pola-pikir-manusia
- http://www.hmi_akakom.dikti.net/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=8
- http://hayatulislam.wordpress.com/2007/01/29/karakteristik-pemikiran-islam
- http://bocahfathulhuda05.wordpress.com/2009/01/18/perkembangan-pola-pikir-manusia
- http://www.hmi_akakom.dikti.net/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar